
berangkat bekerja Hesti menggunakan sepeda motor matic nya. Ia berangkat sendirian. Tampaknya tempat kerjanya dan suaminya, berbeda arah, sehingga mereka menggunakan sepeda motor masing-masing. Dan ini menyulitkan ku untuk melakukan pendekatan padanya. Tak bisa kulakukan lagi cara pendekatan yang sama dengan Nanik yaitu beralasan berangkat bareng-bareng. Aku harus putar otak untuk bisa medekatinya. Namun yang namanya rejeki kadang datang tiba-tiba. Pagi itu aku sedang memanaskan mesin motorku dan bersiap untuk berangkat kerja. Ketika itu kulihat Hesti berjalan kaki ke ujung gang untuk berangkat kerja. Koq, tumben gak bawa motor? Gumanku dalam hati. Karena hari itu hari Jumat, kulihat penampilan Hesti cukup kasual. Dengan setelan celana jeans warna hitam dan blouse batik sebagai atasan, tidak mampu menyembunyikan bentuk tubuhnya yang aduhai. Bentuk dadanya yang membusung kedepan dan bokongnya yang melenggak-lenggok kekanan ke kiri dengan indahnya. Bergegas ku ambil helm serta jaket dan buru-buru pamit pada istriku untuk berangkat kerja. Kuikuti Hesti dari kejauhan. Dan begitu sampai di ujung gang segera kuhampiri dia. “Lho koq ga bawa motor mbak Hesti? Mau kerja ya?” “Iya mas, kebetulan motorku lagi di pinjem adik untuk interview. ” “ Oh begitu…..” “ Mbak Hesti kerja di Kelapa Gading khan, Kebetulan aku lagi ada urusan ke Sunter dan lewat kelapa gading. Bareng aja yuk.” Ajakku Sebenarnya alasanku ke Sunter hanya akal-akalan ku saja agar aku bisa ada alasan mendekatinya, kalo aku bilang mau ke Kelapa Gading, nanti terbaca donk niatku sesungguhnya. Hehehe Hesti tampak ragu dengan ajakanku “Gak usah deh mas, aku naik angkot saja, lagi pula saya gak bawa helm.” “Udah gak apa apa Mbak, kalo pagi gini khan polisi belum ada. Masih pada tidur’” candaku. Akhirnya ia luluh dengan ajakanku dan segera naik ke atas motorku. Motor ku berjenis motor sport sehingga posisi duduk pembonceng agak menunduk dan tentu saja ini memberikan manfaat tambahan bagiku. Untuk mengantisipasi hal tersebut Hesti menempatkan tasnya diantara posisi dudukku dengan duduknya. Namun tetap saja sesekali, tonjolan payudara nya menyentuh punggungku. Kulajukan sepeda motorku dengan santai agar aku punya waktu yang cukup lama untuk ngobrol dengannya. Obrolan kami ringan-ringan saja seputar pekerjaan dan kantornya. Tak lama kami pun tiba di kantornya yang berupa komplek ruko yang terletak tidak jauh dari Mall Kelapa Gading. Setelah Hesti turun dari motorku, ia pun mengucapkan terima kasih “Terima kasih Mas Ardi atas tumpangannya.” “Iya sama-sama Hes.” Karena sudah mulai akrab, aku pun tidak lagi memanggilnya Mbak. Itupun karena Hesti yang memintanya. “Oya nanti pulang bareng yuk. Aku pulang dari Sunter sore hari, kamu pulang jam berapa?” “Aku pulang jam 5 sore sih mas, tapi gak usah repot – repot, aku naik angkot aja, nanti merepotkan mas Ardi lagi.” Elaknya. “ Enggak merepotkan koq Hes, daripada kamu naik angkot kemaleman sampe rumah.” “ Nanti jam 5 aku tunggu di sini ya,” Desakku. “Ya udah deh mas, tapi bener gak ngerepotin khan?” Tanyanya lagi. “Enggak koq tenang aja.” “ Oya aku minta pin BB donk biar nanti gampang ngabarin kalo sudah sampai.” Dia lalu menyebutkan serangkain huruf dan angka Pin BB nya “Ya udah aku masuk dulu ya mas.” “Ok Hes. Selamat bekerja ya.” Hesti pun tersenyum manis padaku Aku segera melajukan motorku dengan cepat ke arah kantor ku di Sudirman, Sudah pasti terlambat ini. Tapi ya sudahlah, tinggal nanti cari alasan kenapa terlambat sama si boss. *** Pukul 4 sore, aku buru-buru menuju mesin absen finger scan dan keluar dari kantor secepatnya. Segera ku menuju ke parkiran motor dan melaju ke Kelapa Gading untuk menjemput Hesti, sang wanita idaman lain.hehehe Pukul 4. 40 aku pun tiba di Kelapa Gading. Aku sengaja menunggunya agak jauh dari kantornya agar tidak menimbulkan gossip dari rekan-rekan kerjanya. Segera ku kirim pesan via BBM yang mengabarkan keberadaanku. Tak lama BBM itu pun berbalas kalo ia sedang membereskan pekerjaannya dan bersiap pula
0 Response to "cerita dewasa terbaru 2015"
Posting Komentar